Jumat, 21 Januari 2011

Upaya meningkatkan kemampuan menulis

BAB I

PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang

Merupakan kewajiban kepada kita sebagai warga Negara Indonesia ,adalah ikut mencerdaskan bangsa, seperti yang tertuang dalam UUD 1945 bahwa dalam mengisi kemerdekaan setiap warga Negara harus ikut serta dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Adapun cara dari upaya tersebut dapat ditempuh dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan adanya sekolahan. Sekolah merupakan cara yang efektif dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena sekolah merupakan sarana formal untuk dapat melakukan proses belajar dan pembelajaran.
Pembelajaran menulis adalah hal kedua yang harus dikuasai oleh anak setelah membaca, seorang anak jika kurang memahami simbol-simbol bahasa maka kurang baik jika diberi pelajaran yang lain.
Kemampuan menulis khususnya bagi anak didik  SD/MI perlu dipehatikan, karena tidak sedikit siswa SD/MI kurang mengenal atau memahami simbol-simbol bahasa tulisan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan tentang kem,ampuan menulis ini, agar dapat menjadi gambaran sejauh mana keberhasilan bangsa Indonesia dalam upaya mencerdaskan bangsa.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD yang harus dilatihkan oleh guru kepada siswa. Untuk itu guru harus dapat memberikan motivasi agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran menulis karangan. Akan tetapi masih terdapat beberapa guru dalam memberikan pembelajaran menulis lebih banyak teori daripada melatih keterampilannya. Selain itu guru dalam menyampaikan pembelajaran masih menggunakan metode atau pendekatan yang kurang bervariasi. Sehingga yang terjadi di kelas adalah siswa tidak aktif sedangkan guru berdiri di depan kelas menjelaskan materi pelajaran. Dengan keadaan seperti di atas tidak ada lagi suasana yang menyenangkan, siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

B.     Perumusan Masalah.
      Perumusan masalah diambil oleh penyusun supaya memudahkan penyusun dalam menyusun makalah ini, rumusan masalahnya adalah :
a.        Masalah apa saja yang dialami siswa kelas II SD dalam menulis prosa  
              deskripsi ?
       b.    Bagaimana meningkatkan kemampuan menulis prosa deskripsi bagi siswa
              kelas III Sekolah Dasar ?
C.     Tujuan
      Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk menjawab masalah-masalah yang ada pada rumusan masalah, yaitu :
  a.  Untuk mengetahui masalah yang dialami siswa kelas III SD dalam    menulis  
      .prosa deskripsi.
  b.  Untuk meningkatkan kemampuan menulis prosa deskripsi siswa kelas III SD.

D.  Metode Penelitian
a.   Observasi.
     Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengawasi dan mencatat secara sistematis gejala-gejala tingkah laku yang tampak.
    Dalam Praktik Pengalaman Lapangan, observer melakukan observasi partisipasif dan observasi non partisipasif.
1. Observasi partisipasif.
    Pengamat ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang diamati,  Hal ini dilakukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2. Observasi non partisipasif.
    Pengamat tidak ikut dalam kegiatan yang dilakukan siswa yang diamati.  Pengamat bertindak seolah-olah sebagai penonton sambil mencatat peristiwa   yang diamati. Hal ini dilakukan saat siswa melewati jam istirahat.
b.  Wawancara
     Wawancara adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan mengadakan pembicaraan atau tanya jawab secara lisan antara orang yang diwawancara dengan pewawancara.

c. Pengumpulan data
     Teknik pengumpulan data merupakan serangkaian informasi yang dihimpun secara sistematis, diklasiflkasikan jenisnya kemudian diolah menurut sistem tertentu.

E.      Sistematika Penyusunan
Makalah ini kami susun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I    PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang.
    2. Rumusan Masalah.
    3. Tujuan.
    4. Metode Penelitian.
    5. Sistematika penyusunan.
BAB II  HASIL TEMUAN LAPANGAN
BAB III  KESIMPULAN DAN SARAN
















BAB II
HASIL TEMUAN LAPANGAN

    Sebelum memberikan bimbingan belajar, terlebih dahulu guru harus mengetahui dan memahami faktor-faktor penyebab siswa mengalami kesulitan belajar menulis prosa deskripsi. Faktor-faktor tersebut berasal dari dalam (internal) dan dari luar diri siswa (eksternal).

A. Faktor penyebab yang bersifat internal antara lain :
1. Motivasi
    Kekurangpahaman terhadap manfaat berbahasa dengan baik dan benar akan  mengurangi minat dan motivasi siswa belajar menulis prosa deskripsi.
2. Kemampuan daya intelektual
    Kemampuan dasar intelektual yang rendah dapat menyebabkan siswa gagal dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, terutama menulis prosa deskripsi.
3. Kebiasaan belajar
    Kebiasaan belajar yang salah atau kurang memadai (belajar hanya pada waktu akan ada ulangan) memungkinkan prestasi belajar yang dicapai siswa rendah.
4. Kemampuan dan keterampilan dasar
    Kemampuan dasar memahami dari keterampilan menggunakan bahasa yang kurang dikuasai siswa (menyimak, membaca, berbicara dan menulis) ikut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar Bahasa Indonesia.
5. Bahasa Ibu
    Pola-pola kalimat dan kosa kata dari bahasa ibu sedikit banyak akan berpengaruh kurang menguntungkan bagi siswa dalam belajar Bahasa Indonesia.
6. Pengalaman
    Sedikit banyaknya pengalaman dalam berbahasa Indonesia dapat mempengaruhi kelancaran siswa belajar Bahasa Indonesia.

B. Faktor Penyebab Yang Berasal Dari Eksternal
1. Dari keluarga
    Keadaan ekonomi orang tua maupun pendidikan orang tua yang rendah, mengakibatkan kebanyakan orang tua menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab belajar anak kepada pihak sekolah. Padahal sekolah waktunya terbatas. Hal ini berakibat kekurangmampuan siswa dalam menulis prosa deskripsi karena kurangnya bimbingan motivasi dari keluarga.
2. Sekolah
1. Sangat minimnya sarana penunjang yang tersedia (belum optimalnya fungsi perpustakaan sekolah).
2. Metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang menarik minat siswa untuk belajar sungguh-sungguh.
3. Pemilihan bahan ajar yang kurang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa sehingga siswa merasa bosan dan frustasi.
    Siswa kelas III, (Via) sebagai objek didik observasi menyatakan kesulitan dalam menulis kalimat yang benar dalam menulis prosa deskripsi, padahal materi tersebut merupakan dasar untuk membuat prosa deskripsi. Karakteristik pengajaran Bahasa Indonesia yang bertahap dan mengikuti metode spiral yaitu dari yang sederhana ke rumit dan konsep baru yang dipelajari merupakan perluasan dan pendalaman konsep sebelumnya. Jadi, jika pada konsep awal sebagai fakta dasar belum dikuasai akibatnya konsep selanjutnya sulit untuk diikuti. Berdasatkan permasalahan di atas, berikut akan dijabarkan langkah- Iangkah bimbingan agar siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam belajar, terutama dalam menulis prosa deskripsi pelajaran Bahasa Indonesia.

C. Strategi Meningkatkan Kemampuan Menulis
Dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis, guru perlu
memperhatikan bahan ajar menulis dan metode pengajaran menulis.
1. Bahan ajar menulis :
    Pengajaran menulis (permulaan) difokuskan pada penulisan huruf, penulisan kata, penggunaan kalimat sederhana, dan tanda baca (huruf kapital, titik, koma dan tanda tanya). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa materi pelajaran menulis untuk pengajaran menulis meliputi :
- Penulisan huruf;
- Penulisan kata;
- Penggunaan kalimat sederhana;
- Tanda baca (huruf kapital, titik, koma, dan tanda tanya).
2. Metode pengajaran menulis deskripsi
    Menulis deskripsi dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan dapat pula tanpa bantuan gambar.
- Menulis deskripsi dengan bantuan gambar.
- Menulis deskripsi tanpa bantuan gambar.
Kegiatan ini biasa dilakukan dengan mengungkapkan hasil
I) Pengamatan objek terhadap lingkungan anak, dan
2) pengalaman
yangpemah dilakukan.

D. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Prosa Deskripsi
     Siswa yang mengalami masalah dalam menulis prosa deskripsi perlu mendapat bimbingan agar masalahnya tidak berlarut-Iarut dan tidak berkepanjangan menjadi kebiasaan yang tidak baik.
1. Pengajaran perbaikan.
    Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan. Pengajaran yang membuat menjadi baik. Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus pengajaran yang bermaksud untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik. Pengajaran perbaikan bersifat lebih khusus, karena bahan dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang masalah yang dihadapi siswa
2. Kegiatan pengayaan
    Seseorang atau beberapa orang murid yang sangat cepat belajar, mereka akan memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah dan atau memperluas pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
3. Peningkatan motivasi belajar
Peningkatan motivasi belajar dapat dilakukan dengan :
1.    Memperjelas tujuan-tujuan belajar.
2.    Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa.
3. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan             menyenangkan  
4.    Melengkapi sumber dan peralatan belajar.



E. Pelaksanaan pengamatan dan data siswa
    Pengamatan tentang bimbingan belajar menulis prosa deskripsi bagi siswa kelas III SD ini dilaksanakan di SD Randugarut. Berikut adalah data siswa yang menjadi objek pengamatan :
Nama : Tari Oktaviana
Tempat / Tanggal Lahir : Semarang, 15 April 1997
Alamat : Jalan Durian RT 03?RW 11 Randugarut
Kelas : III
Bersekolah di : SDN RAndugarut
Nama Ayah : Juhari
Pekerjaan : Buruh
Nama Ibu : Rukayah
Pekerjaan : Berdagang
Anak Ke : anak ke-5 dari 6 bersaudara
     Siswa setelah diberi bimbingan belajar menulis prosa deskripsi, siswa menunjukkan beberapa perubahan yang lebih maju, antara lain:
- Siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
- Siswa sudah mampu menulis kalimat secara benar dan dalam pemakaian
   huruf kapital dan tanda baca telah benar
- Siswa telah mampu menulis deskripsi tentang gambar dengan lengkap.
- Siswa mampu menulis kalimat yang bevariasi.
- Siswa mampu menulis paragraf dengan runtutan cerita yang benar.
- Siswa mampu menulis karangan deskripsi dengan urutan dan kalimat yang
  benar.
      Berdasarkan analisa di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis prosa deskripsi telah mengalami peningkatan yang sangat pesat.








BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
     Dari pengamatan yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa masih banyak siswa kelas III SD yang belum dapat menulis prosa deskripsi dengan benar. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu diadakan pemberian bimbingan menulis prosa deskripsi bagi siswa yang belum berhasil. Jenis kesulitan belajar menulis prosa deskripsi meliputi dalam menulis deskripsi tentang gambar kurang lengkap, kalimat yang dibuat siswa tidak runtut, kalimat yang disusun siswa kurang variatif, dan siswa belum bias menggunakan huruf kapital dan tanda baca dengan benar.
     Secara umum, semua kesulitan yang dialami siswa dalam menulis prosa deskripsi dapat diatasi dengan memberikan bimbingan belajar menulis atau latihan khusus sesering mungkin. Dalam memberikan bimbingan belajar menulis prosa deskripsi bagi siswa kelas III SD guru dapat memilih strategi bertanya jawab agar pembelajaran dapat disesuaikan dengan kondisi siswa agar proses bimbingan mencapai hasil yang maksimal.

B. Saran
1. Pembelajaran hendaknya dilakukan dengan mengutamakan sisstem PAKEM     (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) agar siswa tidak merasa jenuh / bosan.
2.  Pembelajaran hendaknya dilaksanakan dengan menggunakan bahasa yang mudah  dimengerti oleh peserta didik.
3.  Pembelajaran hendaknya menggunakan strategi, metode dan media yang beragam agar siswa lebih aktif selama pembelajaran berlangsung
4.  Dalam memberikan bimbingan menulis, hendaknya guru menyesuaikan bahan ajar dengan kondisi siswa agar dalam. bimbingan, dapat mencapai hasil yang optimal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar